Berulang kali masyarakat mengeluhkan kerusakan jalan di beberapa titik vital, seperti jalur Pagaralam–Tanjung Raye, Tanjung Raye–perbatasan Bengkulu, serta jalan poros Pendopo–Tebing Tinggi. Namun, hingga kini, perbaikan hanya sebatas tambal sulam yang tak bertahan lama. Pertanyaannya, apakah pemerintah benar-benar serius menangani masalah ini, ataukah hanya memberi harapan kosong?
Saat Pimpinan Redaksi media Sumselkini.com, Tarmizi, mencoba mengonfirmasi kepada anggota DPRD Provinsi Sumsel dari Dapil 7, Dapid Aljupri, jawaban yang diberikan justru menimbulkan tanda tanya besar. Tidak ada kepastian kapan jalan tersebut akan benar-benar diperbaiki. Dapid hanya menyebutkan bahwa anggaran selalu ada setiap tahun, tetapi realisasi perbaikan hanya untuk titik-titik tertentu. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa upaya mengubah status jalan menjadi jalan nasional sudah diajukan sejak beberapa tahun lalu, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah pusat.
Masyarakat pun mulai mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur di Empat Lawang. Apakah akses jalan yang layak bukan bagian dari hak dasar mereka? Mengapa perbaikan selalu berujung pada janji-janji tanpa kepastian?
“Kalau memang pemerintah serius, harusnya ada langkah konkret, bukan hanya wacana bertahun-tahun. Jalan yang bagus bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga keselamatan dan perekonomian warga,” ujar Deki Marselo.
Fenomena ini menambah daftar panjang kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan yang cenderung berlarut-larut tanpa penyelesaian jelas. Apakah harapan mereka untuk mendapatkan infrastruktur yang layak akan terus dipermainkan oleh janji politik? Jawabannya masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan.(Tarmizi)
